Kampoeng English, dariku untuk Wonogiriku.

11.38 Anindhyta P Pradipta 2 Comments

Udara segar Bandung ternyata membuatku lebih bersemangat untuk mengeksekusi salah satu mimpiku, membuat suatu kegiatan di Wonogiri yang bisa mengingatkan anak-anak Wonogiri yang lain untuk lebih peduli terhadap sekitarnya. Sebenarnya rencana ini bukanlah rencana yang baru, melainkan sebuah mimpi yang sudah terlalu lama hanya menjadi wacana saja. Akupun memberanikan diri untuk mendesain sebuah pemberitahuan sederhana tentang kegiatanku ini.


( leaflet Kampoeng English - dok.pribadi)

Kampoeng English ini adalah proyek "nekat" pertama yang saya buat dan saya konsep sendiri. Sejak kecil, saya merasakan bahwa kebanyakan anak-anak takut untuk belajar berbahasa Inggris. Pada umumnya, ketakutan mereka diawali dengan menganggap bahasa Inggris itu sulit. Iya, sulit, karena bukan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa seperti yang dipakai sehari-hari. Kedua, ada ketidakpercayaan diri dari anak-anak untuk mempraktekkan bahasa Inggris itu sendiri. Padahal, untuk dapat bertahan dalam persaingan global, mau tidak mau kita harus menguasai bahasa internasional yang memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda negara, yang tentunya berbeda bahasa pula dengan kita, bukan? Berangkat dari kenyataan yang ada ini, saya memberanikan diri untuk membuat acara bertajuk Kampoeng English selama 2 hari tanpa dipungut biaya sepeserpun. Gratis! Setiap anak memiliki kesempatan untuk belajar tanpa harus memperhatikan rupiah yang harus mereka keluarkan. Bukankah mendidik itu adalah kewajiban bagi semua warga negara yang terdidik?



Hari pertama Kampoeng English, ada 10 anak yang datang untuk ikut berpartisipasi. Ada kelegaan sendiri, ternyata yang berminat masih lumayan banyak. Untuk mencairkan suasana, saya mengajak anak-anak untuk berlatih menyapa teman mereka dan memperkenalkan diri depan umum terlebih dahulu. Beberapa dari mereka terlihat masih malu-malu, namun ada satu dua anak yang tampak sangat antusias. 



Pada pertemuan kali ini, saya mengajak mereka untuk mengenal nama-nama binatang dan bagaimana cara binatang itu bergerak. Saya meminta mereka untuk berdiri berjajar kemudian merentangkan tangan terlebih dahulu. Lalu saya mengawali dengan menuliskan kata BIRD. 

" Coba, apa arti bird itu?"

"Buruuuuuung." seru mereka

" Coba, kita eja dulu yaa. How to spell bird?"

Sayapun menuntun mereka untuk mengeja BIRD huruf demi huruf. Kemudian saya kembali bertanya pada mereka :

" kalau burung, gimana cara geraknya?"

" terbaaaaaaaaang." jawab mereka kompak.

" apa bahasa Inggrisnya terbang?"

Semua anak terdiam. Tidak ada diantara mereka yang tahu bahwa bahasa Inggris dari terbang. Sayapun berjalan kembali ke papan tulis lalu menuliskan kata FLY.

" bahasa Inggrisnya terbang itu FLY. Apa coba? Ulang lagi."

" FLYYYYYYYYYY." kata mereka bersama-sama

" kita eja lagi ya. How to spell FLY?"

Merekapun belajar untuk mengeja kata FLY tersebut.

" Nah, sekarang coba, kita tirukan burung ya. Buat lingkaran dulu"

Merekapun membuat lingkaran dengan cepat. " Jadi gini, Ka Dita akan bilang I can fly like a bird" kataku sambil menirukan gerakan burung terbang. "Nah, nanti Ka Dita tunjuk salah satu dari kalian. Misalnya, Rara, you can fly like a bird. Nanti gantian Rara yang bilang I can fly like a bird. Rara nanti juga boleh nunjuk temennya, kayak Ka Dita nunjuk Rara tadi. harus bilang You can fly like a bird."



Merekapun mempraktekkannya dengan malu-malu. Beberapa anak terlihat bingung karena lupa harus bilang apa. Ada beberapa yang masih salah ucap.

" Nggak apa-apa salah, jangan takut. Kalau salah, nanti Ka Dita bantuin. Ayok coba lagi." 


Akhirnya satu persatu berani untuk menirukan bagaimana gerak burung itu sambil berlatih untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris. Hal ini sangat sederhana, sangat amat sederhana sebenarnya. Namun memunculkan keberanian mereka agar mereka berani mencoba tanpa takut salah inilah yang penting. Bahwa belajar bahasa Inggris itu tidak hanya dengan buku dan pensil kemudian mencatat, tapi bisa belajar dengan menggunakan gerak mereka. Kemudian mereka kembali mempraktekkan bagaimana bebek dan sapi bergerak dengan permainan yang sama.


Setelah itu, saya mengajak mereka untuk membuat origami kupu-kupu bersama. Mereka bebas untuk memilih warna apa saja yang mereka sukai. Setelah selesai dengan membuat kupu-kupu, saya menuliskan sebuah puisi tentang butterfly di papan tulis. Kami membaca puisi itu bersama-sama. Lalu, saya meminta anak-anak untuk menempelkan kupu-kupu mereka pada sebuah kertas lalu di sampingnya ditulis puisi yang sudah ada di papan tulis untuk nantinya diberikan kepada orangtua mereka. Sambil menulis, anak-anak saya perdengarkan lagu butterfly. Beberapa dari mereka ikut menirukan lagu tersebut dengan ceria. 


Sebagai penutup, saya memilih untuk mendongengkan mereka The Ugly Duckling. Mereka terbahak ketika saya menirukan suara hewan-hewan yang mengejek si Ugly Duckling. Cerita itu mengingatkan kembali kepada anak-anak bahwa kita harus saling menghormati satu sama lain, dan tidak boleh mengejek fisik, seperti "gendut, kurus, hitam, putih, jelek". Pembelajaran dengan menggunakan cerita terkadang menjadi cara yang efektif untuk memudahkan anak-anak menangkap pesan moral yang ingin disampaikan.


Hari kedua, saya mengajak anak-anak berbicara tentang apa yang mereka cita-citakan. Saya membiarkan mereka menyampaikan apa cita-cita mereka. Setelah itu, mulailah kami belajar mengenai vocabulary berbagai macam pekerjaan.


Saya sudah menyediakan berbagai macam gambar, kemudian menunjukkan satu persatu kepada anak-anak sambil menanyakan apakah nama pekerjaan itu. Beberapa dari mereka dapat menjawabnya dalam bahasa Inggris, namun sebagian dari mereka belum tahu. Saya menuliskan kosakata dalam bahasa Inggris tepat di bahwa gambar itu untuk memudahkan anak-anak mengenalinya. Bersama-sama kami mengeja kosakata tersebut dan menempelkan semua gambarnya ke papan tulis.


Setelah itu, mereka melakukan permainan Throwing Ball. Anak yang memegang bola, wajib menyebutkansebuah nama pekerjaan dalam bahasa Inggris. Jika anak tersebut dapat menyebutkan, maka dia akan melemparkannya kepada temannya. Temannya yang menerima bola tersebut, akan menyebutkan pula sebuah nama pekerjaan. Namun, bila tidak dapat menyebutkan, maka dinyatakan gugur. Awalnya seperti biasa, mereka masih malu-malu. Namun ketika sudah diulang berkali-kali, mereka terlihat sudah tidak tegang lagi. Lalu dilanjutkan lagi, namun peraturannya berubah. Teman yang melempar akan menyebutkan nama pekerjaan dalam bahasa Indonesia, sedangkan penangkap bola akan menyebutkan pekerjaan tersebut dalam bahasa Inggris. Permainan jadi setingkat lebih sulit, namun anak-anak tidak mengeluh. Mereka justru lebih bersemangat. Ada beberapa anak yang diam-diam melihat papan tulis kemudian ketahuan oleh temannya. Ada-ada saja tingkah laku mereka. 


Setelah selesai dengan permainan Throwing Ball, mereka kemudian menggambar profesi yang menjadi cita-cita mereka dan menuliskan Mom and Dad, I want to be a/an ............... 


Acara ditutup dengan menuliskan cita-cita mereka dan menempelkan ke "Our Dream Tree". Saya menyampaikan ucapan terima kasih karena anak-anak sudah mau datang dalam acara saya. Tidak saya duga, ada salah seorang anak yang menghampiri saya kemudian dia berkata "Ka Dita, enaknya kayak gini itu setiap hari." katanya sambil tersenyum. Kemudian, ada anak lagi yang menghampiri saya "Ka Dita, besok ada lagi enggak?". Rasanya tidak sampai hati untuk bilang tidak pada mereka, kemudian saya berkata "acaranya 2 hari ini. Nanti kalau ada lagi, pasti Ka Dita bilang sama ayah ibu ya."


Dengan Kampoeng English ini, saya berharap nantinya akan ada banyak kegiatan positif yang ada di Wonogiri yang diselenggarakan oleh para generasi muda Wonogiri. Entah itu dari pelajar SMP, SMA, kuliah, ataupun sudah kerja. Tengoklah sekitarmu, apa yang mereka butuhkan? Apa yang mungkin kamu bisa bantu? 

If not us, the who?
If not now, then when?

Tidak harus dengan mengajar bahasa Inggris, misalnya kalian mempunyai bakat untuk fotografi, ajaklah anak-anak SMP atau SMA untuk belajar fotografi secara gratis. Apabila punya bakat sepakbola, latihlah anak-anak mengenai bagaimana teknik bermain bola yang baik. Bisa menggambar? ajaklah anak-anak SD dan TK belajar menggambar dan mewarnai, pasti mereka akan senang. Berkontribusilah sesuai dengan apa yang kamu bisa, apa yang kamu suka. Mulailah dari hal yang kecil, dan mulailah dari diri sendiri, mulailah dari apa yang bisa kamu berikan. Do small thing with great love !



Jadi,
Tengok ke dalam dirimu sendiri.  Daripada kamu hanya menghabiskan waktu berdiam diri atau melakukan hal-hal yang justru merusak dirimu sendiri, mulailah peka terhadap sekitarmu. Hidup tidak selalu tentang apa yang bisa orang lain berikan untukmu, bukan hanya tentang kebahagiaan yang orang bisa berikan untukmu, tetapi hidup ini sesungguhnya tentang apa yang bisa kamu berikan orang lain dan menjadi penyebab kebahagiaan bagi yang lain. Percayalah, bahwa niat yang baik dan usaha yang baik akan menjadi magnet bagi niat dan usaha yang baik lainnya. Percayalah, bahwa di dalam diri kalian tersimpan potensi yang luar biasa yang menunggu untuk ditemukan dan digali, kemudian dibagikan untuk menjadi manfaat bagi orang lain.


Tunggu apalagi?
Buat sendiri kegiatanmu dan rasakan bagaimana hidupmu akan berubah menjadi lebih berarti :)



2 komentar: